Tampilan: 0 Penulis: SDM Publikasikan Waktu: 2024-07-11 Asal: Lokasi
A Sensor Resolver adalah komponen sinyal yang tegangan outputnya bervariasi dengan sudut rotor. Ini beroperasi berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Saat posisi rotor dan stator berubah, sinyal output memodulasi fase dan amplitudo dari sinyal pembawa gelombang sinus input. Sinyal termodulasi ini kemudian diproses dengan sirkuit pemrosesan sinyal khusus atau DSP dan mikrokontroler tertentu dengan antarmuka yang sesuai. Hubungan antara amplitudo sinyal output dan fase dan sinyal pembawa gelombang sinus digunakan untuk menentukan posisi sudut antara Rotor dan Stator.
Encoder magnetik khas menggunakan prinsip kisi dan menggunakan metode fotolektrik untuk deteksi posisi sudut. Ini dapat dibagi menjadi tipe tambahan dan absolut.
### Prinsip Operasi
- ** Sensor Resolver **: Bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Sinyal output memodulasi fase dan amplitudo sinyal input sinyal sinyal dan amplitudo berdasarkan posisi rotor dan stator. Sinyal ini diproses untuk menentukan posisi sudut.
- ** Encoder Magnetik **: Biasanya menggunakan prinsip kisi dan metode fotolektrik untuk deteksi posisi sudut, selanjutnya dikategorikan ke dalam tipe tambahan dan absolut.
### Jenis dan Karakteristik
- ** Sensor Resolver **:
-Tersedia dalam jenis tiang tunggal dan multi-kutub, dengan yang terakhir sering disebut sebagai N-speed.
-Dalam kisaran sudut satu pasangan tiang (lingkaran penuh untuk tiang tunggal), sinyal yang diproses mencerminkan posisi absolut, menunjukkan sudut arus dalam 0-360 derajat (sudut listrik).
- Resolusi komersial dapat mencapai hingga 2^12 atau bahkan 2^16.
- Dibangun dari lembaran baja silikon dan kawat enamel, tanpa komponen elektronik, memberikan ketahanan getaran yang sangat baik dan karakteristik suhu.
- Kinerja superior di lingkungan yang keras dibandingkan dengan encoder magnetik khas, membuatnya banyak digunakan dalam aplikasi militer.
- **Encoder Magnetik **:
- Menggunakan prinsip kisi dan metode fotolektrik untuk deteksi posisi sudut.
- dibagi menjadi inkremental (mengukur peningkatan perpindahan sudut relatif terhadap titik sebelumnya) dan tipe absolut (mengukur total perpindahan sudut dari awal).
### output dan toleransi lingkungan
- ** Sensor Resolver **:
- Output sinyal sinus dan cosinus, dengan perbedaan fase dihitung melalui chip.
- Mampu menangani kecepatan tinggi, hingga puluhan ribu rpm.
- Kisaran suhu operasi: -55 ° C hingga +155 ° C.
- ** Encoder Magnetik **:
- Biasanya output gelombang persegi.
- Terbatas untuk kecepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan pemecah sensor.
- Kisaran suhu operasi: -10 ° C hingga +70 ° C.
### Perbedaan utama
1. ** Presisi dan output **:
- ** Encoder **: Menggunakan penghitungan pulsa untuk pengukuran yang tepat.
- ** Sensor Resolver **: Memberikan umpan balik analog daripada penghitungan pulsa.
2. ** Jenis Sinyal **:
- ** Encoder **: Umumnya output gelombang persegi.
- ** Sensor Resolver **: Output sinyal sinus dan cosinus, dengan perbedaan fase diterjemahkan oleh chip.
3. ** Kecepatan **:
- ** Sensor Resolver **: Mampu kecepatan rotasi yang lebih tinggi.
- ** Encoder **: Terbatas untuk kecepatan rotasi yang lebih rendah.
4. ** Lingkungan Operasi **:
- ** Sensor Resolver **: Toleransi kisaran suhu yang lebih luas (-55 ° C hingga +155 ° C).
- ** Encoder **: Terbatas -10 ° C hingga +70 ° C.
5. ** Aplikasi **:
- ** Sensor Resolver **: Umumnya tipe tambahan.
- ** Encoder **: Dapat bertahap dan absolut, dengan perbedaan presisi untuk sudut kecil dan besar.
Pada dasarnya, perbedaan mendasar terletak pada jenis sinyal: pulsa digital untuk encoder versus sinyal sinus/cosinus analog untuk resolvers sensor.